Dimana
ku harus mencari rasa bahagia itu ?
Dina adalah
seorang anak tunggal dari kedua orang tuanya, dina adalah anak berumur 16 tahun
yang ceria, pintar, cantik.
Sewaktu dirinya harus
merasa kecewa adalah ketika orang tua nya berpisah .
Dia berubah menjadi anak
yang pemurung, malas belajar. Karena kecantikannya dia di sukai oleh banyak
lelaki, awalnya sebelum orang tua nya berpisah, dia amat sangat ramah kepada
setiap orang, tapi semenjak perpisahan itu terjadi dirinya sangat berubah.
Suatu hari, dia harus
mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya.
Saat pertama ia
mendengar orang tua nya bertengkar dirinya hanyalah seorang gadis berumur 14
tahun.
Dia menangis , berfikir,
mengapa orang tua ku bertengkar ? ( dalam hatinya )
Orang tuanya memang
sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing sehingga dirinya hanyalah di asuh
oleh si mba yang kerja di rumah nya.
Suatu hari ia meminta
kepada mamah nya untuk merayakn ulang tahun nya yang ke 17 tahun ,
Dina : mah tanggal 16
september nanti aku ulatah ke 17, rayain yaah ?
Mamahnya : mamah sibuk
din kamu Tanya saja ke ayah mu !
Dina : dengan raut wajah
yang sedih ia pun meninggalkan mamah nya .
Esok hari nya ia pun
membicarakan keinginannya ke ayah nya, tetapi ayah nya pun mengambil sikap yang
sama dengan mamah nya .
Dina sangat sedih,
akhirnya saat hari H pun tiba ia tidak bisa memenuhi keinginannya.
Tetapi ia beruntung
mempunyai sahabat sahabat yang care banget sama dia. Teman-temannya memberikan
surprise party. Walau tanpa kedua orang tuanya saat hari itu ia sangat bahagia.
Hingga akhirnya
suatu hari ia mendengar kan pertengkaran besar itu , bahwa orang tua nya
memutuskan untuk bercerai. Saat itu ia baru saja pulang dari les tari nya. Saat
mendengar kata cerai itu ia pun langsung menuju kamar dan menangis.
Sejak saat itu lah ia
berubah, ia sangat kesal dengan orang tuanya.
Dirinya tidak tahu apa
yang harus ia lakukan.
Hingga ia pun menjadi
anak yang tidak nurut dengan apa kata orang tuanya. Di luar rumah dirinya saat
bertemu teman – temannya ia sangat ceria, tapi ketika masuk rumah ia seperti
memasuki rumah yang tidak pernah ia kunjungi sepi , sendiri.